Warga TTU Blokade Tambang Elgary Resources Indonesia

  • Whatsapp
Warga 15 Suku di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, blokade tambang mangan PT Elgary Resources Indonesia dengan cara gantung kepala dan kaki ayam di pagar depan kantor perusahaan itu/Foto: Kompas.com
Warga 15 Suku di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, blokade tambang mangan PT Elgary Resources Indonesia dengan cara gantung kepala dan kaki ayam di pagar depan kantor perusahaan itu/Foto: Kompas.com

Kefamenanu–Sekitar 75 orang warga yang berasal dari 15 suku di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tenggara Timur (TTU), Nusa Tenggara Timur, menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokade lokasi tambang mangan milik PT Elgary Resources Indonesia, di Desa Oenbit, Kecamatan Insana, Jumat (24/4/2015).

Warga yang berasal dari suku Sau, Anunut, Ceunfin, Moensaku, Luan, Manekat, Kofi, Olin, Musi, Masu, Pakenoni, Ataupah, Aplasi, Us Olin dan Us Taolin, memblokade tambang dengan cara menggantung kaki dan kepala ayam berwarna hitam yang letakan di atas pagar PT Elgary Resources Indonesia.

Warga yang datang dengan menggunakan dua unit mobil pick up dan 10 unit sepeda, tiba di depan pintu jalan masuk PT Elgary Resources Indonesia, dan selanjutnya langsung mencabut papan plang dan pintu pagar di depan jalan masuk ke kantor perusahaan mangan itu.

Massa kemudian masuk menuju perusahaan dan setelah tiba di depan kantor PT Elgary Resources Indonesia, massa pun melakukan ritual tutur adat (Takanab) yang dibawakan oleh ketua Suku Ceunfin Moensaku, Yohanis Fatin disertai penyembelihan seekor ayam jantan berwarna hitam.

Saat ayam hitam disembelih, juru bicara Kapitan Kefifinit, Nikolas Un, mengatakan hari ini pihaknya memberikan tanda larangan untuk tidak boleh ada kegiatan di tambang mangan ini.

“Siapa berani kerja, maka risiko dia tanggung. Mulai detik ini tidak boleh ada kegiatan tambang mangan di tanah ini. Kepala dan kaki ayam yang digantung di depan pagar kantor PT Elgary Resources Indonesia ini, menandakan tidak boleh ada aktifitas di tambang mangan ini dan petugas PT Elgary Resources Indonesia segera keluarkan barang-barang yang ada di dalam tanah kami,” katanya.

Sementara itu, koordinator lapangan aksi tersebut, Eman Tabean, mengatakan aksi itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari surat pernyataan yang dbuat oleh suku-suku di Kecamatan Insana yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah TTU (Bupati TTU), Senin, (20/4/2015) lalu.

“Kedatangan kami untuk eksekusi surat kami tertanggal 21 April 2015. Isi surat itu sudah jelas, bahwa dalam jangka waktu 3×24 jam permintaan kami tidak diakomodir, maka hari ini kami akan laksanakan eksekusi sendiri, tanpa ada dialog, negosiasi dan kompromi. Ini sudah jelas dari tindak lanjut surat kami yang kemarin. Selama ini kami lakukan aksi-aksi, tapi pihak manajemen dimana, mereka buta tuli saja,” kata Eman.

Usai menggelar orasi dan memblokade perusahaan mangan itu, massa pun menyerahkan papan plang dan pintu pagar yang telah dicabut di depan jalan masuk, dan selanjutnya massa menuju gunung Besin untuk melaksanakan ritual adat berupa sembelih babi.

Terkait dengan aksi itu, pimpinan PT Elgary Resources Indonesia, Daniel Castilo, mengaku belum bisa berkomentar banyak karena saat ini aksi masih sementara berlangsung.

“Mereka bongkar fasilitas umum, yakni pagar umum desa di depan pos dan papan nama kantor di depan dan mereka lanjut ke lokasi tambang dan membuat ritual adat dan selanjutnya kita tidak tahu, karena kita tidak ikut. Untuk sementara itu dulu, nanti saya cek perkembangannya baru akan saya sampaikan,” kata Castilo singkat. (sumber: kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.