Unjuk Rasa Tuntut Adili Ahmad Dhani Hingga Bubarkan FPI di NTT

  • Whatsapp
Kepala Biro Humas Setda NTT Drs.Semuel D Pakereng, M.Si Bertemu Pengunjuk Rasa dari Akrab NTT/Foto: Humas NTT

Kupang—Ratusan pemuda yang tergabung dalam  Aksi Rakyat Bersatu Nusa Toleransi Tinggi (Akrab NTT) menggelar unjuk rasa damai di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, Selasa (8/11/2016).

Mereka menuntut pemerintah tidak tunduk kepada ormas yang telah berlaku anarkistis.

Read More

“Kami menolak negara tunduk kepada kekuatan-kekuatan ekstrim fundamentalis, apalagi yang mengatasnamakan agama. Dalam urusan bernegara, tidak boleh bawa-bawa isu Sara,” kata pimpinan Marianus Lodwick Dea.

Sejumlah unsur yang tergabung dalam Akrab NTT yakni GMNI, Bara JP, Lentera Hati Kupang, Hipmatim, Himper, Permahi, Iman, Hikmas , Parmaperu, Ikmar, Ama Pai, Bara Care, dan F Prodem K, diterima Kepala Biro Humas Setda NTT Drs.Semuel D Pakereng, M.Si.

Dalam aksi tersebut, mereka membacakan tujuh sikap yakni mengutuk segala bentuk tindakan kekerasan atas nama agama dalam bentuk apapun, mengutuk penggunaan isu SARA untuk mencapai kepentingan politik dalam bentuk apapun dan menyerukan penghentian isu SARA dalam seluruh praktek kehidupan berbangsa.

Selanjutnya mengadilai dan membubarkan organisasi-organisasi fundamentalis dan radikal yang berjubahkan agama. Organisasi-organisasi itu adalah kelas lumpen proletariat yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan rakyat. membiarkan keberadaan mereka, justru telah menciptakan negara fasis.

Mengadili dan bubarkan Front Pembela Islam (FPI). FPI bukan merupakan representatif Umat Islam. Dalam berbagai aktivitasnya, FPI justru melakukan berbagai tindakan kekerasan, menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (Sara) untuk menghancurkan persatuan nasional.

“Dalam pandangan kami, Umat Islam sejati di seluruh belahan dunia Cinta Damai, memiliki toleransi yang tinggi, menghargai berbagai perbedaan dan antikekerasan,” ujarnya.

Mereka juga minta aparat keamanan mengadili Ahmad Dhani, musisi yang tidak menghargai kebhinekan, yang melakukan penghinaan terhadap presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dalam aksi 4 November 2016.

Menyerukan kepada seluruh Rakyat Indonesia dan Rakyat NTT secara khusus untuk tidak terpancing dengan berbagai isu Sara yang dihembuskan, termasuk dalam menyikapi situasi nasional dengan tetap menunjukan jati diri rakyat NTT sebagi rakyat yang menghargai perbedaan, rakyat yang tetap bersatu dalam perbedaan. NTT adalah Nusa Toleransi Tinggi.

Mereka juga menyerukan kepada seluruh Rakyat Indonesia terutama rakyat NTT untuk tetap menjaga Persatuan Nasional, tetap memupuk semangat solidaritas dan persaudaraan, tetap memupuk semangat Cinta Kasih, tetap memupuk semangat solidaritas antarumat beragama. “NTT adalah Kebhinekaan, Kebhinnekaan adalah NTT,” ujarnya. (gma/siaran pers humas)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.