Terumbu Karang Indonesia Mampu Bertahan Terhadap El Nino

  • Whatsapp

Jakarta–Penelitian terbaru menyebutkan terumbu karang Indonesia memiliki daya resiliensi yang kuat terhadap fenomena el nino.

Mark Spalding, peneliti senior kelautan untuk The Nature Conservancy (TNC) menyebutkan terumbu karang melewati fase penurunan dan pertumbuhan.

Read More

Menurutnya isu-isu besar tentang terumbu karang tersebut juga disebutkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di sebuah jurnal terkemuka di dunia. “Ada kekhawatiran yang sedang meningkat terhadap kondisi terumbu karang, “kata Spalding beberapa waktu lalu seperti diberitakan Media Indonesia.

Ia mengatakan banyak biota karang yang menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap peningkatan suhu dan derajat keasaman, lebih dari perkiraan oleh sejumlah ilmuwan.

Spalding mencatat kemampuan adaptasi tersebut, di samping ketahanan alami terumbu karang, memungkinkan mereka untuk pulih dari gangguan yang cukup parah.

Misalnya terumbu karang di Indonesia pernah mengalami pemutihan karang masal akibat pemanasan suhu permukaan laut di atas normal dalam waktu yang lama sebagai dampak dari fenomena El Niño.

Kejadian pemutihan masal terparah terjadi pada 1998 dan 2010. Ketika itu dua lokasi kerja TNC di Wakatobi dan Kofiau, Raja Ampat, Papua Barat juga mengalami pemanasan suhu permukaan laut. Namun daya resiliensi yang tinggi membuat kedua kawasan ini tetap terjaga kelestariannya.

Contoh lain, sebagian besar terumbu karang di British Indian Ocean Territory dan Seychelles, yang pada 1998 kehilangan hampir semua karang mereka karena pemanasan air yang mengakibatkan pemutihan karang (coral bleaching) menunjukkan pemulihan dalam jangka waktu sepuluh tahun.

Menurutnya, terumbu karang yang menutupi 0,07 persen dari permukaan laut, sangat penting bagi 275 juta orang yang kehidupannya bergantung pada laut. Terumbu karang mendukung lebih dari seperempat sektor perikanan skala kecil di dunia, menciptakan lapangan kerja dan devisa melalui pariwisata dan memberikan pertahanan laut terhadap badai, banjir dan erosi.

“Kemampuan untuk menahan ancaman, atau untuk pulih dari dampaknya, bervariasi dari satu terumbu karang dengan terumbu karang lainnya,” jelas Spalding. Hal paling penting ialah adalah melindungi terumbu yang secara alami tahan banting dan meningkatkan daya tahannya dengan mengurangi ancaman lokal.

Pemanasan dan pengasaman merupakan tantangan di seluruh dunia dan menambah beban pada terumbu karang. Dalam rangka membangun daya tahan yang dibutuhkan, kita perlu melindungi terumbu dari penangkapan ikan yang berlebih, polusi dan sedimentasi.

Pengelolaan seperti ini akan menyelamatkan jutaan jiwa yang hidupnya bergantung pada terumbu karang. Ini juga akan memberi kita kesempatan untuk membangun upaya global terpadu yang diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis.

Ilmuwan lainnya, Rizya Ardiwijaya menambahkan Selain tingkat resiliensi yang tinggi, terumbu karang di Indonesia juga didukung oleh kondisi perairan yang dinamis (terjadinya pengadukan dan upwelling) dan suhu perairan yang bervariasi, yang mempercepat proses pemulihan dan pertumbuhan rekruitmen karang. (sumber: media indonesia/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.