Tahun Ini, Jonan Tingkatkan Rasio Elektrifikasi di NTT sampai 90%

  • Whatsapp
Foto: lintasntt.com

Kupang–Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan 4.284 unit lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) yang dipusatkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/3) petang.

Ribuan unit lampu itu sudah terpasang sejak 2018 di 52 desa di wilayah sembilan kabupaten, sebagai bagian dari terobosan Kementerian ESDM meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah itu yang tercatat masih rendah yakni 62%.

Pada saat yang sama, Jonan juga menyerahkan lampu LTSHE kepada perwakilan warga dari sejumlah kabupaten dan meresmikan penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) sebanyak 1.034 unit yang tersebar di Kota Kupang, Kabupaten Belu, dan Manggarai Barat mampu menerangi jalan antara 50-60 kilometer, serta delapan sumur bor air bersih tersebar di tujuh desa di Belu, Timor Tengah Utara, dan Malaka.

Total debit delapan sumur bor sebesar 11,70 liter per detik mampu melayani kebutuhan air bersih untuk 16.848 orang. Sumur bor yang diresmikan bagian dari tiga unit sumur bor terdiri dari dua unit di Rote Ndao dan satu unit di Alor yang diresmikan pada akhir Februari 2019.

Sesuai arahan presiden, menurut Jonan, anggaran APBN harus sebesar-besarnya dipergunakan dan dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat yang lebih baik, dan pembangunan itu harus berkeadilan sosial.

“Tugas saya di kementerian ESDM dua tahun terakhir, sebanyak 50% lebih anggaran Kementerian ESDM dikembalikan kepada rakyat,” ujarnya.

Menurut Jonan, kebijakan mengembalikan anggaran lebih dari 50% kepada rakyat pertama kali terjadi di kementerian tersebut. Namun hal itu sesuai arahan presiden untuk menciptakan pembangunan yang berkeadilan sosial di seluruh Indonesia.

“Memang kita yang dipercayakan mengabdi kepada bangsa yang bineka, berbagai suku dan budaya dan latar belakang pertumbuhan ekonomi, sebaiknya kita tidak boleh mempunyai hati yang egois,” tandasnya.

Menurut Jonan, rasio elektrifikasi di NTT yang terendah di Indonesia segera ditingkatkan dalam tahun ini. Bahkan, Dia mematok angka di atas 90%.

Salah satunya memperbanyak pemasangan lampu LTSHE di daerah-daerah pelosok dan perbatasan negara yang belum terjangkau jaringan PLN, serta keluarga yang belum mampu membayar biaya pasang baru.

“Untuk lampu tenaga surya hemat energi diprioritaskan untuk rumah-rumah yang kemampuan bayar tarif listriknya kurang, dan tidak ada jaringan PLN,” ujarnya. Sebaliknya, jika ada jaringan PLN, namun warga belum memiliki kemmpuan untuk membayar biaya pasang baru, akan dicarikan solusinya oleh pemerintah.

Upaya lain untuk mempercepat rasio elektrifikasi ialah memperbanyak pemasangan lamput LTSHE di rumah penduduk. Menurut Jonan, dari alokasi 21.260 lampu LTSHE di Indonesia, 2.000 unit di antaranya akan dipasang di NTT, sedangkan lampu penerangan jalan akan dipasang sekitar 20.000 hingga 25.000 unit.

“Pemerataan pembangunan merupakan hal yang mempertahankan NKRI, menghargai pancasila dan kebhinekaan,” katanya.

Acara persemian juga diisi dengan pemutaran video kinerja Kementerian ESDM, Penandatangan Prasasti, penyerahan miniatur PJU-TS dan LTSHE dan peninjauan lapangan.

Acara dihadiri antara lain Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Anggota Komisi VII DPR Fery Kase, sejumlah pejabat Badan Geologi Kementerian ESDM, dan PT PLN.

Berbagai terobosan tersebut menurut Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, rasio elektrifikasi di NTT bakal naik. “Saya yakin tahun ini rasio elektrifikasi pasti naik,” ujarnya.  Keterbatasan air juga menciptakan masalah di tengah masyarakat. Warga tidak ramah satu sama lain gara-gara ketiadaan air. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.