Sabu Rajua Bakal Jadi Penghasil Garam Terbesar di Indonesia

  • Whatsapp
Tambak Garam/Foto: Kompas.com
Tambak Garam/Foto: Kompas.com

Kupang—Lintasntt.com: Produksi garam beryodium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur berkembang pesat setelah petani garam setempat menggunakan teknologi geomembaran sejak satu tahun terakhir.

Geomembran High Density Polyethylene (HDPE) merupakan lapisan lembar HDPE yang dihamparkan pada lahan garam yang tahan air, korosi, minyak, asam dan panas tinggi.

Sampai Oktober 2014, lahan produksi garam di daerah itu masih satu hektare yang memproduksi 135 ton per bulan dengan durasi panen 8-9 hari. Akan tetapi pada 2015 menurut Dia, areal pengembangan garam dengan akan diperluas menjadi 100 hektare sehingga produksi garam akan menjadi 4.500 ton per bulan.

Dengan hasil produksi sebanyak itu, Pulau Sabu menjadi satu-satunya daerah penghasil garam terbanyak di Indonesia.

“Sabu akan menyuplai garam untuk industri, termasuk suplai untuk sejumlah pabrik di Jakarta dan sebuah pabrik soda yang akan dibangun di Pulau Sabu,” kata Bupati Sabu Raijua, Marten Dira Tome kepada wartawan di Kupang, Kamis (9/10).

Menurut Marten, ia telah bertemu sejumlah pemilik pabrik es di Jakarta selama ini mengimpor garam dari Australia dan India, akan beralih membeli gara dari Sabu. “Pengusaha di Jakarta minta suplai garam satu bulan 3.000 ton, dan kami sanggup memenuhinya,” kata Dia.

Saat ini garam beryodium produksi Sabu Raijua sudah dikemas dalam bungkusan ukuran 350 mililiter seharga Rp750 per bungkus. Setiap kemasan berisi 20 bungkus yang dijual Rp45.000.Garam beryodium ini diberi nama ‘Nataga’ ini sudah memiliki kelaikan konsumsi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sebenarnya, NTT sebagai daerah kepulauan memiliki potensi sebagai daerah penghasil garam terbesar untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Padahal sesuai data pemerintah daerah, potensi lahan tambak garam mencapai sekitar 10.000 hektare, antara lain di Kabupaten Kupang 7.000 hektare, Nagekeo 2.000 hektare, dan Ende 500 hektare. Adapun produksi garam nasional sekitar 1,4 juta ton, jauh dari total kebutuhan sekitar 2,9 juta ton. Kekurangan 1,5 juta ton garam dipenuhi dengan impor. (gba/MI)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.