Proyek Bendungan Lambo di Negekeo Terganjal Lahan

  • Whatsapp
ILUSTRASI: Bendungan Sutami di Mbay, Kabupaten Nagekeo, NTT/Foto: MI/Alex

Kupang–Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Andre Koreh mengatakan rencana pembangunan Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo, Flores seluas 431 hektare (ha) masih terganjal lahan.

Pasalnya masyarakat adat di daerah itu belum bersedia menyerahkan lahan mereka untuk dijadikan lahan pembangunan bendungan. Masyarakat yang menolak itu berasal dari tiga desa yakni Butowe, Labolewa dan Ulupulu

“Masyarakat setempat sudah didekati pemerintah (untuk melakukan pembebasan lahan) tetapi belum ada kesepakatan,” kata Andre Koreh di Kupang, Kamis (19/4).

Bendungan Lambo merupakan satu dari tujuh bendungan yang dibangun pemerintah di Nusa Tenggara Timur. Bendungan ini akan menampung air hingga 50 juta meter kubik, atau terbesar kedua setelah Bendungan Temef yang akan dibangun di Kabupaten Timor Tengah Selatan berkapasitas 77 juta meter kubik.

Terkait masih terkendalanya lahan pembangunan bendungan tersebut, Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengharapkan dukungan masyarakat dan pemerintah kabupaten setempat.

“Saya minta dukungan semua pihak agar pelaksanaan proyek bendungan Lambo segera terwujud,” ujarnya.

Menurut Frans, Nagekeo memiliki potensi besar untuk dikembangkan di antaranya tambak garam, sehingga pemerintah perlu menyediakan air dalam jumlah besar, di antaranya pembangunan bendungan. “Harusnya orang Nagekeo bisa hidup makmur dari hasil garam. Tapi bangun bendungan, susahnya bukan main,” ujarnya  (sumber: mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.