PPA Setda Kota Kupang Gelar Pelatihan Sistem Informasi Gender

  • Whatsapp
Pelatihan Sistem Informasi Gender/Foto: Ellya Djawas

Kupang–Pemberdayaan Perempuan dan Anak Setda Kota Kupang menggelar pelatihan sistim informasi gender di Aula Bappeda, Selasa (23/8).

“Program dan kegiatan penyusunan data genjer dan anak menjadi elemen pokok bagi terselenggaranya pengaruhsutamaan gender (PUG) dan pengaruhsutamaan hak anak (PUHA),” kata Staf Ahli Kota Kupang Otniel Pello mewakili Wali Kota Jonas Salean.

Otniel mengatakan data dan Informasi gender memegang peranan penting dalam proses perencanaan pembangunan berbasis gender.

Ia mengatakan PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintregasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan.

Menurutnya data gender dan anak yang ada saat ini sangat bermanfaat bagi para pengambil keputusan. Antara lain untuk mengidentifikasi perbedaan keadaan perempuan dan laki-laki termasuk anak-anak dalam dimensi tempat dan waktu.

“Mengevaluasi dampak dari intervensi pembangunan terhadap perempuan dan laki-laki yang responsif terhadap masalah, kebutuhan, pengalaman perempuan dan laki-laki,” katanya.

Dalam rangka pendataan genjer di berbagai bidang di Kota Kupang, jelas Otniel, sistem pencatatan dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting.  Selain sebagai upaya untuk memantau kesehatan ibu baru lahir dan anak juga untuk menilai sejauh mana keberhasilan program, serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun-tahun berikutnya.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat membuka pemahaman kita bersama dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan PUG dan PUHA di daerah ini secara sistimatis, komprehensi dan berkesinambungan serta dapat meningkatkan ketersediaan data gender dan anak,” katanya.

Kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Setda Kota Kupang, dr. Franciska Johana mengatakan, kegiatan pelatihan tersebut sudah tiga tahun berturut-turut diselenggarakan bagi seluruh SKPD Kota Kupang.

Kali ini, menurut dr Fransisca, pihaknya mengambil peserta dari 30 kelurahan karena sumber data yang
terutama yang ada di kelurahan “Di dinas juga ada tetapi alangkah baiknya kita cross check kembali di kelurahan sehingga data gender dan anak yang akurat benar-benar kita dapatkan,” katanya. (rr)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.