Porsi EBT di Sumba Akan Capai 65% di 2020

  • Whatsapp
Rapat Pleno ke-11 Program Pengembangan Pulau Sumba Sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan (Sumba Iconic Island/SII) di Kupang, Jumat (4/11). Foto: Gamaliel

Kupang–Lima tahun pasca peluncuran Program Pengembangan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan, ketahanan energi di sana telah membaik.

Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rasio elektirifkasi, peningkatan instalasi pembangkit, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada sektor pemerintah daerah maupun masyarakat.

Read More

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan porsi pembangkit dari energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Sumba akan mencapai 65% di 2020.

Sehingga menaikan rasio elektrifikasi hingga 95%. Pada 2016, rasio elektrifikasi di daerah itu sebesar 42,67%, meningkat signifikan dari 2010 sebesar 24,5%.

“Kontribusi EBT terhadap bauran energi Pulau Sumba telah mencapai 12,70%, dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 dimana kontribusi EBT sama sekali belum ada dalam skema energi di Pulau Sumba saat itu,” ujarnya saat membuka rapat Pleno Nasional program Pulau Ikonik Sumba di Kupang (3/11/2016) malam.

Maritje mengatakan sampai saat ini total kapasitas EBT 6,76 Mw dengan nilai investasi sebesar Rp160 miliar.

“Infrastruktur yang terbangun terdiri dari PLTMH, PLTS, PLTB, serta berbagai teknologi energi terbarukan lainnya seperti biogas untuk penerangan dan memasak, kios energi (untuk pengadaan lampu SHS dan charging station), solar water pumping untuk irigasi pertanian, pompa Barsha untuk irigasi pertanian, smart PJU, dan tungku hemat energi.” ujarnya.

Pada tahun 2016 saja, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi kementerian ESDM telah melaksanakan sejumlah proyek EBT di Pulau Sumba senilai hampir Rp30 miliar yang meliputi pembangunan 3 unit PLTMH di Sumba Timur dengan total kapasitas 90.8 kW dengan nilai investasi Rp7.028.326.652, PLTS di Bandara Umbu Mehang Kunda- Waingapu, Sumba Timur dan Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya; dengan total kapasitas 700 kWp dan nilai investasi Rp22.498.705.000.

Untuk tahun 2017 Program Pulau Ikonik Sumba akan mendapatkan investasi sebesar USD 4,7 juta atau setara Rp60 miliar melalui program Kemitraan Hijau antara Hivos (Humanist Institute for Co-operation with Developing Countries/Institut Humanis untuk Kerja Sama Pembangunan) dan MCA-I.

Dukungan Pemprov NTT

Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyambut baik pencapaian program Pulau Ikonik Sumba dan mendukung upaya percepatan pencapaian target 95% rasio elektrifikasi Sumba pada tahun 2020, dimana 65% pasokan energi akan berasal dari EBT.

“Salah satu kendala pertumbuhan ekonomi provinsi NTT adalah rendahnya minat investor dan pebinis akibat masalah ketersediaan aliran listrik untuk berbagai kegiatan usaha dan produksi.” jelas Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat membuka Rapat Pleno Nasional program Pulau Ikonik Sumba di Kupang, Kamis malam (3/11).

Tanpa akses listrik, investor dan pebisnis sulit menjalankan usaha mereka di NTT.

Untuk mempercepat upaya pengembangan energi terbarukan sebagai sumber listrik alternatif bagi masyarakat Sumba, sepanjang 2016 pemerintah provinsi NTT telah mengucurkan dana sebesar Rp237, 6 juta untuk pengembangan 432 unit biomasa di empat kabupaten di Sumba guna mengurangi ketergantungan masyarakat di terhadap minyak tanah yang mahal.

Untuk 2017, Dinas Pertambangan dan Energi provinsi NTT telah menanggarkan Rp1,326 miliar untuk pembangunan 408 PLTS Tersebar di ke-empat kabupaten di Sumba. Selain itu, melalui dana DAK sebesar Rp10,6 miliar, pemerintah Provinsi NTT akan mengembangkan empat unit PLTS Terpusat di Kabupaten Sumba Barat, dengan total kapasitas 45 KWp. Sebanyak 26 Unit Biogas Rumah akan dikembangkan juga di Sumba Barat Daya berkapasitas 6M3 dengan total anggaran sebesar Rp1,4 miliar.

Investasi Pengembangan EBT di Sumba

Data PLN menunjukan 86,89% kompisisi energi di Sumba yang dipasok PLN masih didominasi oleh PLT Diesel Karena pengembangan EBT masih rendah yaitu sekitar 12% yang berasal dari PLTMH dan 0,22% dari PLTS.

Kombinasi pasokan ini baru mampu melistriki 38 dari total 44 kecamatan di pulau Sumba. Dari 426 desa yang ada di Sumba, baru 191 desa yang terlistriki sampai September 2016.

Upaya investasi program Pulau Ikonik Sumba relatif lambat meskipun sudah dilaksanakan Forum Investasi pada bulan Desember 2015. Saat ini baru ada inisiatif swasta sebagaimana yang telah disampaikan yaitu oleh EREN/PACE Energy dan PT. Aria Watala Capital.

EREN/PACE Energy yang didukung oleh Millennium Challenge Account Indonesia merencanakan membangun proyek hybrid surya-angin 10 Mw (PLTB 4 Mw dan PLTS 6 MWp) dengan dilengkapi baterai dengan kapasitas 15 MW di Hambapraing, Sumba Timur.

Sementara itu, PT. Aria Watala Capital akan membangun PLTS 2 unit pada 2 lokasi masing-masing 1 MW di Waikabubak, Sumba Barat, yang akan di-hybrid dengan PLTD milik PT. PLN (Persero).

Pada tanggal 3 November 2016 telah dilaksanakan juga rapat terbatas sebagai tindak lanjut MoU Ditjen EBTKE dengan PT. Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menyangkut penyelesaian pembangunan PLTBiomassa.
Rapat Terbatas bersama PT. Len Industri, akan membangun PLTS kapasitas 10 Mw secara bertahap, dimulai pada tahun 2017 dengan kapasitas 1 Mw.

Ditjen EBTKE akan menfasilitasi terkait biaya investasi tambahan dari PLTS ini dengan MCAI. PLN menyarankan agar rencana pembangunan PLTS ini dimasukkan ke dalam RUPTL 2018. Untuk itu, diperlukan koordinasi lebih lanjut antara LEN dan PLN agar syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penyusunan RUPTL dapat terpenuhi.

Sistem interkoneksi PLN pada dasarnya konsisten dengan rencana pembangunan PLTS ini, tetapi ada hal-hal teknis yang harus diperhatikan PT. LEN berkaitan dengan keandalan sistem jaringan PLN seperti kebutuhan storage stabilizer.

Pertamina juga berkomitmen untuk mengembangkan EBT di pulau Sumba dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 1 M di Hambapraing, Sumba Timur. PLN telah menyatakan kesiapan sistem jaringan dan mendukung rencana Pertamina. Pemerintah kabupaten Sumba Timur mendukung rencana Pertamina untuk menggunakan bekas lahan PT. Nagata Bisma Sakti.

Pertamina akan segera menyampaikan jadwal pembangunan PLTB tersebut kepada Ditjen EBTKE pada minggu ke-2 November 2016; jadwal tersebut juga akan digunakan oleh PT. PLN (Persero) untuk memasukkan rencana pembangunan PLTB ke dalam perubahan RUPTL 2017.

Terkait pengembangan PLTBiomassa, pemerintah kabupaten Sumba Barat juga akan segera mengeluarkan SK Penunjukan Perusda yang akan mengelola PLTBiomassa Bodohulla Sumba Barat.

PT UTL akan membantu penyediaan bahan baku untuk komisioning dan menjadi pemasok bahan baku PLTBiomassa dengan harga Rp500.000 per ton selama 10 tahun disertai eskalasi harga sesuai UMR wilayah Sumba Barat. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.