Petani Belu Berhasil Kembangkan Bawang Merah Varietas Tuktuk

  • Whatsapp
PANEN BAWANG TUKTUK--Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo (kedua dari kiri) bersama Bupati Belu Wily Lay (ketiga dari kiri), Pengusaha asal Timor Leste Ricardo Cardoso Nheu (kedua dari kanan) dan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga (pertama dari kanan) melakukan panen bawang merah varietas Tuktuk di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Belu, Selasa (16/8) sore. Bawang merah tersebut dikembangkan oleh ratusan petani yang sebelumnya menderita gagal panan tanaman padi akibat kekeringan panjang. Copyright: MI/Palce Amalo

Atambua–Petani di perbatasan Indonesia-Timor Leste berhasil mengembangkan tanaman bawang merah varietas ‘Tuktuk’ pada lahan seluas 12,8 hektare (ha) di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Varietas bawang merah tersebut dikembangkan oleh 283 petani yang terbagai dalam 11 kelompok asal Desa Fatuketi dan Desa Dualaus di Kakuluk Mesak. Para petani tersebut tidak dapat bercocok tanam tahun ini akibat kekeringan.

Kakuluk Mesak merupakan satu dari empat kecamatan di Belu yang menderita gagal tanam tanaman pertanian paling parah tahun ini. Tiga kecamatan lainnya yakni Nanaek Dubesi, Raimanuk, dan Lamaknen Selatan.

“Karena terjadi El Nino, bupati mendatangkan bibit bawang merah dan minta petani menanam. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) juga didatangkan untuk membantu petani,” Paulinus Lau Hale, kata Koordinator PPL Kakuluk Mesak seperti dikutip Media Indonesia.

Paulinus mengatakan budidaya bawang merah mulai Maret 2016, sampai Agustus sudah dilakukan tiga kali panen. Pada penen pertama dan kedua, satu hektare bawang mampu memproduksi 21 ton.

Sesuai perhitungan Paulinus, petani bawang bakal meraup keuntungan besar, apalagi harga bawang merah di pasar tradisional Kota Atambua saat ini sebesar Rp35.000 per kilogram (kg).

Bagi Dia, hasil produksi yang besar tersebut akan membantu pedagang setempat mengurangi pembelian bawang dari petani daerah lain seperti dari Kabupaten Rote Ndao, Kupang, bahkan dari Surabaya, Jawa Timur.

Adapun panen terakhir bawang Tuktuk dilakukan secara simbolis oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo pada Selasa (16/8) sore.

Menteri Eko mengatakan produksi bawang merah bakal melonjak lagi jika tersedia cukup air. “Kurang air saja, hasil panen bawang bisa sebagus ini. Hasil panen akan melimpah jika tersedia cukup air,” ujarnya.

Pengusaha Timor Leste Ricardo Cardoso Nheu yang juga hadir pada penen bawang merah tersebut mengaku datang ke Belu guna menjajaki kemungkinan menjalin kerjasama perdagangan bawang.

“Saya bawa sampel bawang Tuktuk dari Belu ke Timor Leste, nanti kita bahas untuk kerjasama,” ujarnya.

Menurut mantan Menteri Perdagangan Timor Leste tersebut, pasokan bawang merah untuk kebutuhan penduduk Timor Leste didatangkan dari Indonesia terutama Surabaya, dan bawang dari India.

Harga bawang di Timor Leste kini sebesar US$3 per kg atau sekitar Rp40.000 per kg. “Saya memilih bawang dari sini (Belu) karena jaraknya dekat ke Timor Leste,” kata Rikardo. (gma/sumber: MI/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.