NTT Antisipasi Ancaman Kekeringan Akibat El Nino

  • Whatsapp
Ilustrasi: Kekeringan di Persawahan Manikin, Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang/Foto: Gamaliel

Kupang–Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan pihaknya sudah siap mengantisipasi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat fenomena el nino tahun ini.

BMKG memprediksi fenomena el nino meningkat pada 2019 yang bedampak kemarau panjang yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan. Di NTT, fenomena el nino biasanya berdampak buruk terhadap penyediaan air bersih untuk warga serta untuk kebutuhan ternak dan persawahan.

“Pekan depan saya memimpin pertemuan di Flores dalam rangka mengantisipasi dampak el nino,” kata Josef di Gedung DPRD NTT, Jumat (11/1).

Josef mengatakan salah satu langkah yang dilakukan pemerintah, ialah terus memperbanyak pembangunan embung (penampung air hujan) sehingga bisa dimanfaatkan pada musim kemarau.

Pembangunan embung tidak hanya dibebankan kepada pemerintah provinsi, juga pemerintah kabupaten hingga desa juga memiliki tugas yang sama. “Kalau pemerintah pusat sudah bangun embung, provinsi dan kabupaten bangun yang lain,” ujarnya.

Kebijakan itu menurut Josef, bukan mengantisipasi persoalan jangka pendek, juga jangka panjang dan untuk pengentasan kemiskinan. Adapun ancaman karhutla biasanya muncul saat warga memasuki musim tanam.

Mereka membakar ladang untuk persiapan tanam, namun di sejumlah wilayah seperti di Pulau Sumba, biasanya warga membakar padang rumput dengan harapan tumbul rumput baru untuk makanan ternak.

Mengantisipasi karhutla terutama di kawasan taman nasional, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan membentuk masyarakat peduli api (MPA), patroli bersama masyarakat, pembuatan sekat bakar dan pemasangan papan himbauan dan papan peringatan tentang dampak yang timbul akibat kebakaran hutan. (sumber: mi/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.