Mentan ke Kupang. Distributor Buru-buru Kirim Pupuk ke Petani

  • Whatsapp
Foto: Gamaliel
Foto: Gamaliel

Kupang—Lintasntt.com: Pengecer pupuk bersubsidi Kembang Sari di Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/2) siang tiba-tiba didatangi sebuah truk bermuatan 10 ton pupuk SP 36.

Pemilik Kios Kembang Sari, Ketut Sadi mengatakan beberapa jam sebelum truk tersebut tiba, sejumlah petugas dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Timur datang ke kios tersebut dan sempat marah-marah.

Petugas dari provinsi itu marah kepada produsen pupuk karena ternyata di gudang Kembang Sari tidak ada pupuk. “Tadi ada yang mengamuk karena tidak ada pupuk,” kata Ketut kepada wartawan.

Kemarahan petugas tersebut menurut Dia karena Menteri Pertanian Amran Sulaiman dikhawatirkan mampir di pengecer pupuk tersebut dalam perjalanan menuju Desa Noelbaki untuk mencanangkan ‘Gerakan Tanam Bersama’ petani setempat.

Menurut Ketut gudang tersebut kosong sejak satu pekan terakhir. Padahal ia sudah menyetor dana sebesar Rp51,6 juta distributor untuk pengadaan pupuk sebanyak 30 ton sejak November 2014. Pupuk itu akan didistribusikan ke kelompok tani.

Akan tetapi pengiriman pupuk dari distributor baru dimulai 19 Januari 2015, padahal rata-rata petani menanam sejak awal Januari. Pupuk yang didistribukan itu pun dicicil. Akibat sampai kunjungan Menteri Pertanian ke Kupang, distributor masih menunggak pupuk. “Dari 30 ton tersebut baru distribusikan 15 ton termasuk 10 ton yang baru dikirim. Masih sisa 15 ton,” ujarnya.

Kondisi ini berdampak terhadap kebutuhan petani. Setiap hari selalu ada petani yang datang ke kios Kembang Sari menanyakan pupuk. “Kami sampaikan fakta bahwa pupuk tidak ada, tetapi rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK sudah kami berikan ke distributor pupuk,” ujarnya.

Ia mengatakan pengecer tersebut menangani kebutuhan pupuk untuk empat elompok tani. Dari jumlah itu kebutuhan pupuk yang terpenuhi baru satu kelompok tani, sedangkan tiga kelompok tani lainnya menanti giliran. “Kita prioritaskan pupuk untuk petani yang sudah tanam,” kata Dia.

Namun kondisi berbeda ditemukan di lapangan. Di antaranya Noh Konis, petani di Persawahan Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah sudah selesai menanam padi sejak satu pekan terakhir, namun belum kebagian pupuk bersubsidi.

Menurut Noh, sebagian kecil dari 225 petani di persawahan tersebut sudah memperoleh pupuk yang diambil dari pengecer. “Petani yang sudah ambil pupuk itu yang berduit, sedangkan petani yang pendapatannya pas-pasan belum kebagian pupuk,” kata Dia. Menurut Dia, petani sangat membutuhkan urea atau pupuk dasar. “Kalau pupuk terlambat, kami khawatir tanaman tidak tumbuh subur,’ ujarnya. (sumber: media indonesia/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.