Medah Ingatkan Jangan Rekayasa Hasil Survei

  • Whatsapp
Ibrahim Medah

Kupang–Calon gubernur (cagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2018-2023 Ibrahim Agustinus Medah mengingatkan pihak lain tidak merekaya hasil suvei elektabilitas cagub yang dilakukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Ibrahim mengatakan hal itu setelah beredar informasi di masyarakat dan melalui media sosial, yang menyebutkan hasil survei terhadap Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu melorot, jika dibandingkan dengan calon gubernur lainnya.

Read More

“Jika hasil survei terhadap saya lebih rendah, saya akan melakukan survei tandingan. Sehingga kita membuktikan kepada DPP Partai Golkar mana survei yang abal-abal dan mana yang sungguh-sungguh,” tegas Ibrahim, Jumat (23/6).

Ibrahim mengatakan DPP Partai Golkar konsisten terhadap hasil survei elektabilitas cagub. Namun sangat disayangkan jika ada oknum yang merekayasanya untuk kepentingan tertentu.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal NTT tersebut menegaskan akan maju calon gubernur lewat jalur lain, jika terjadi rekayasa pada hasil survei yang mengakibatkan DPP mengusung cagub lain. DPP melakukan survei terhadap delapan kader terbaiknya termasuk Ibrahim Medah, sebelum diusung menjadi cagub NTT dari Partai Golkar.

Ibrahim yakin kepopulerannya di atas calon lain yang disurvei. Hal ini dibuktikan sejak usia 25 tahun sampai saat ini tetap menjadi pemimpin, mulai dari camat, Bupati Kupang dua periode, Ketua DPRD Kabupaten Kupang, dan Ketua DPRD NTT. Terakhir Ibrahim meraih 382.000 suara dan terpilih menjadi anggota DPD.

“Sikap saya maju lewat jalur lain jika tidak melalui Golkar. Hal ini sebenarnya mengingatkan supaya lakukan survei yang benar. Ini juga warning agar kita berpolitik secara sehat,” tandasnya.

Menurut Medah sikapnya tersebut bukan melawan DPP, karena ia pernah melakukannya ketika tidak diakomodir Golkar masuk bursa calon anggota legislatif pada Pemilu 2014.

Sesuai aturan, sebagai Ketua DPD I Partai Golkar, ia memiliki hak prioritas menjadi calon anggota DPR, namun tidak diakomodir Golkar. “Saya kemudian pilih jalur independen dan terpilih menjadi anggota DPD untuk berbakti bagi daerah,” ujarnya. Namun, akhirnya dia malah dipercayakan menjadi anggota DPD I Partai Golkar NTT.

Selain itu, pada Pilgub NTT 2013, Ibrahim mengaku dipaksa berpasangan dengan calon wakil gubernur yang tidak populer sehingga kalah di pilkada. Toh, ia tidak melawan keputusan Partai Golkar.

“Ketika itu ada banyak tawaran maju lewat partai lain, tetapi saya tidak lakukan hanya untuk menyelamatkan Partai Golkar,” ungkap Medah. (sumber: media indonesia/palceamalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.