Kura-kura Leher Ular Asal Rote Sudah Punah

  • Whatsapp
Kura-Kura Leher Ular/Foto: Lingkungan Hidup

Kupang–Kura-Kura Leher Ular (Chelodina mccordi) dilaporkan punah di habitat aslinya di Danau Peto, Desa Maubesi, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Punahnya kura-kura leher ular disebabkan habitat satwa itu tidak layak lagi karena gangguan manusia,” kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Tamen Sitorus kepada wartawan di Kupang, Rabu (31/1).

Read More

Kementerian Kehutanan pernah mereintroduksi 50 anak kura-kura leher ular ke habitanya di Danau Peto pada 2009, namun sesuai survei pada 2015 dan 2016, yang dilakukan BBKSDA NTT bersama masyarakat konservasi satwa liar (WSC), tidak ditemukan lagi.

Setelah pelepasliaran tersebut, BBKSDA tidak melakukan pemantauan hingga dilakukan survei pada 2015. Sitorus menduga satwa tersebut tidak bertahan hidup di habitatnya lagi atau punah karena diburu manusia.

Menurutnya selain Danau Peto, kura-kura leher ular juga pernah hidup di tiga danau lainnya yakni Danau Naluk, Danau Tua, dan Danau Ana. Satwa ini berukuran kecil, kepala menyerupai ular, dan sisi karapas melengkung ke atas.

Untuk mengantisipasi kura-kura langka itu benar-benar pulih, saat ini BBKSDA NTT berupaya memulangkan endemik Pulau Rote itu di Kebun Binatang Jurong Bird Park di Singapura.

Sitorus mengatakan sesuai data yang terpantau oleh pemerhati di bidang distribusi satwa, tercatat kura-kura leher ular ada di kebun binatang tersebut. “Pemerhati satwa mencatat perjalanan satwa ke seluruh dunia, sehingga kita kura-kura leher ular dikembalikan ke habitanya,” ujarnya.

Namun Dia minta pemerintah dan masyarakat Rote Ndao menjaga kura-kura tersebut sehingga berkembang biak dan bertambah banyak. (mi/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.