Komunitas Atma Jaya Roadshow Pelayanan Liturgi

  • Whatsapp

 Jakarta—Lintasntt.com: Selama lima bulan (Mei-September), komunitas Atma Jaya yang terdiri dari dosen, karyawan, dan mahasiswa melakukan kegiatan roadshow pelayanan liturgi ke berbagai paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Paroki yang didatangi yaitu Paroki St. Yohanes Penginjil, Melawai, Jakarta Selatan pada 10 Mei; Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Katedral, Jakarta pada 23 dan 24 Mei; Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 21 Juni.

Kemudian Paroki Santa Maria Bunda Karmel, Jakarta Barat pada 12 Juli; Paroki St. Arnoldus, Bekasi pada 23 Agustus; dan Paroki St. Monica, Tangerang pada 6 September. Pelayanan liturgi yang dilakukan berupa paduan suara yang bernama Gema Atma Jaya, lektor, pemazmur, dan pemimpin misa yang berasal dari Pastoran Atma Jaya.

Kegiatan roadshow dilakukan dalam rangka perayaan Lustrum XI Atma Jaya. “Rangkaian kami mulai dari gereja St. Yohanes Penginjil Blok B, Melawai, ini. Kami mengucapkan terimakasih karena sudah diterima dengan baik oleh umat di paroki Blok B.

Kegiatan ini kami lakukan sebagai bentuk ujub syukur atas kepercayaan umat yang sudah atau akan mempercayakan pendidikan anggota keluarganya kepada kami, karena Unika Atma Jaya adalah milik umat Katolik di KAJ. Didirikan oleh awam Katolik dan di bawah naungan KAJ,” ungkap Steve Ginting selaku Ketua Lustrum XI Atma Jaya pada sambutannya seusai misa Minggu (10/5).

Prof. Dr. Ir. M.M. Lanny W. Pandjaitan, M.T. – Rektor Unika Atma Jaya menyatakan pelayanan yang dilakukan oleh komunitas Atma Jaya ini selain dalam rangka Lustrum XI, juga sebagai bentuk syukur Unika Atma Jaya yang telah 55 tahun melayani umat dalam bidang pendidikan. Maka, Unika Atma Jaya ingin ikut berbagi kebahagiaan dengan umat di KAJ, dalam bentuk pelayanan liturgi. Selain itu, juga ingin semakin mendekatkan komunitas Atma Jaya dengan umat KAJ.

Maka, hal ini selaras dengan tema perayaan Lustrum ‘Bertumbuh Bersama Bangsa’. “Kami ingin terus berbagi dan berkontribusi bagi bangsa dan gereja, semangat yang terinspirasi dari para pendiri terdahulu dan masih kami hidupi hingga saat ini,” jelas Steve.

Begitu pula dalam kotbahnya pada misa Minggu (10/5), Rm. B. Hardijantan Dermawan, Pr., selaku Pastor Atma Jaya menyatakan Frans Seda, salah satu pendiri Atma Jaya pernah mengatakan, pada awal mula ada satu tekad. Tekad itu menjiwai seluruh umat, dan tekad itu adalah untuk Tuhan dan Tanah Air. Hal ini merupakan perwujudan cinta Agape yaitu kasih Tuhan tanpa pamrih bagi sesama.

Cinta inilah yang menjiwai sekelompok cendikiawan muda Katolik, Ir. JP Cho, Ir. Lo Siang Hien-Ginting, Drs. Goei Tjong Tik, IJ Kasimo, JB Legiman S.H., Drs. FX Seda, Pang Lay Kim, Tan Bian Seng, Anton M Moeliono, St. Munadjat Danusaputro, JE Tan, dan Ben Mang-Reng Say untuk mendirikan Atma Jaya pada tahun 1960.

Mereka peduli dengan masa depan bangsa dan gereja. Maka, setelah menempuh pendidikan tinggi di Belanda, mereka berembug untuk mendirikan sebuah pendidikan tinggi di Indonesia yang mempunyai ciri khas Katolik.

Kepedulian ini disambut baik oleh pemimpin bangsa saat itu, Ir. Sukarno, dengan memberikan tanah di Semanggi untuk aktivitas perkuliahan, dan mendapat dukungan pula dari gereja, yaitu Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sebagai pelindung Atma Jaya hingga sekarang. (Windi Tri Isworo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.