Kementan dan FAO Kembangkan Jagung di NTT

  • Whatsapp
Ilustrasi: Menteri Pertanian Panen Jagung/Foto: Humas

Jakarta–Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) diklaim siap mendukung pengembangan jagung di wilayah Nusa Tenggara.

Dukungan tersebut dilakukan melalui program upaya khusus rancangan Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipadukan dengan model Conservation Agriculture inisiasi FAO.

Conversation Agriculture merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui optimasi kelembaban tanah, efisiensi pemanfaatan air tanah dan penggunaan bahan organik untuk kesuburan tanah terutama di wilayah-wilayah marjinal atau terlantar.

“Mereka menilai program upaya khusus di Nusa Tenggara cocok untuk disinergikan dengan pendekatan keberlanjutan mereka. Di sana lahan pertaniannya relatif kurang subur dan banyak memiliki lahan terlantar. Kita yakin hasilnya akan dapat dilihat langsung dari besarnya produksi yang nanti bisa didapatkan,” ujar Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Ani Andayani melalui keterangan resmi, Rabu (16/8).

Saat ini, lanjut Ani, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Kementan pun telah melakukan kerja sama penelitian dengan FAO untuk pengayaan inovasi dan teknologi. Sehingga lahan marjinal yang ada dapat segera dimanfaatkan sepenuhnya untuk menghasilkan jagung yang baik dan menopang swasembada.

Adapun, Konsultan FAO Joseph Viandrio meyakini sinergi Conservation Agriculture dengan program Upsus dapat mempercepat cita-cita pemerintah Indonesia untuk menggapai swasembada jagung.

“Program upaya khusus di NTT berhasil meningkatkan pengembangan produksi jagung. Sistem dan mekanisme pelaporan Program UPSUS sudah bagus. Dengan begitu, model Conservation Agriculture dapat dengan mudah diimplemetansikan dan diadopsi para petani,” ungkap Joseph.

Berdasarkan data BPS, realisasi luas tanam jagung di NTT pada musim tanam Oktober hingga Maret 2015/2016 sebesar 289.112 hektare (ha). Peningkatan terjadi pada musim tanam berikutnya yakni Oktober hingga Maret 2016/2017 yang mencapai 324.501 ha. Realisasi tersebut melebihi target yang  dicanangkan pemerintah yaitu seluas 268.056 hektare (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.