Jelang Maulid, Albaitul Qadim Gelar Takbir Akbar

  • Whatsapp
 Kupang–Umat Muslim di Kota Kupang memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW dengan cara yang berbeda dan unik.

Pasalnya perayaan yang digelar mulai 21-23 Desember di Mesjid Agung Albaitul Qadim Airmata itu dilakukan secara tradisional. Perayaan itu pun dihadiri Wali Kota Pangkal Pinang, Gubernur NTT, Wali Kota Kupang.

Sekretaris Panitia Syukur Dapubeang , Senin (21/12) mengatakan perayaan Maulid Nabi secara tradisional sesuai dengan gagasan wali kota Kupang yang menginginkan momentum Maulid Nabi dijadikan sebagai wisata Mesjid.

“Ini juga merupakan acara talkshow untuk menarik kebudayaan Belitung Melayu dan Timor NTT. Di sini kita bisa membuat rekomendasi ke Pemerintah Kota Kupang untuk mengajukan Depati Amir Bahren sebagai pahlawan nasional, sekaligus ini sebagai wisata budaya mesjid,” katanya.

Dijelaskannya, rangakaian acara perayaan Maulid Nabi secara tradisional itu dengan takbir akbar pukul 19.00 Wita di mesjid Airmata dipimpin oleh Ustad Isbulah dari Depok-Jawa Barat.

Dalam perayaan itu katanya, digelar Kirap Sripuan dengan titik star dari Mesjid Al Ikhlas-Bonipoi yang kilepas Ketua MUI NTT menuju Mesjid Airmata.  Peserta kirab berasal dari enam Mesjid yakni Mesjid Al Ikhlas-Bonipoi, Al Fatah- Kampung Solor, Mesjid Nurul Mubin-Nmosain, Mesjid Nurul Hidayah-Kelapa Lima, Mesjid Albaitul Qadim-Airmata dan Mesjid Nurul Djihar-Tes Batan Kabupaten Kupang, dimana peserta dari Tes Batan akan menggunakan pakaian adat sedangkan peserta lain mengenakan busana Muslim.

Dijelaskannya, bahwa Kirab Sripuan itu simbol budaya Melayu yang akan diarak ke tempat upacara adat depan halaman Mesjid Airmata, setelah itu sebagai sesepuh Melayu dari Bangka Belitung akan mencabut salah satu pucuk Sripuan dari keluarga besar Bahren di kupang.

“Yang akan cabut pucuk Sripuan ini Gubernur Bangka Belitung, Efendy Rustam dan akan diserahka kepada Gubernur NTT. Kemudian Wali Kota Pangkal Pinang akan mencabut pucuk Sripuan dari Mesjid Bonipoi dan akan diserahkan kepada wali kota Kupang,” ungkapnya.

Tujuan dari pencabutan pucuk Sripuan itu adalah merupakan simbol tanggungjawab pemimpin daerah untuk menjaga dan melestarikan nilia-nilai budaya tersebut.

“Setelah pencabutan pucuk Sripuan itu, masing-masing pemimpin daerah akan menyerahkan ke Mesjid Airmata yang merupakan mesjid tertua, berusia sekitar 200 tahun untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya tersebut,” ujarnya.

Dikatakannya, kemudian Sripuan yang sudah di cabut itu akan diarak menuju Mesjid Agung Al Baitul Qadim Airmata. Di masjid nanti dilakukan pembacaan Dzikir dan Sholawat Syariful Anam hingga pukul 00.00. Wita. “Ini untuk orang mencari kerbakahan dari acara itu,” tandasnya. (rr)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.