Jelang Imlek, Warga Tionghoa di Kupang Berdoa di Kelenteng

  • Whatsapp
FOTO: GAMALIEL
FOTO: GAMALIEL

Kupang-lintasntt.com: Sehari menjelang Hari Raya Imlek tahun 2014, sejumlah warga keturunan Tionghoa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar doa untuk arwah para leluhur mereka Kelenteng Thien Kung, yang kerap disebut Rumah Abu Keluarga Lay.

Hansen Chung, salah seorang pengunjung yang ditemui di Kelenteng Thien Kung, Kamis (30/1), mengatakan, upacara doa tersebut selalu dilaksanakan setiap tahun menjelang Imlek. “Ini tradisi yang sudah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek-moyang kami sejak pertama kali menetap di Kupang, NTT. Kami tetap mendoakan arwah para leluhur dengan datang ke rumah abu ini,” katanya.

Menurut Chung, yang mengaku menantu Keluarga Lay, rumah abu tersebut dibangun khusus untuk warga keturunan Tionghoa bermarga Lay yang menyebar di seluruh wilayah NTT antara lain di Kota Soe,Kefamenanu, Atambua dan beberapa kota di daratan Flores.Namun, beberapa tahun belakangan juga menjadi tempat sembahyang warga keturunan Tionghoa lainnya.

Sementara itu, Roby Lay, penanggungjawab Rumah Abu Marga Lay mengatakan, tempat ibadah tersebut didirikan sekitar tahun 1865, oleh warga keturunan Tionghoa yang saat itu menetap di Kota Kupang.

“Tempat ini pernah hancur sebagaiannya saat Jepang menyerbu Kupang tahun 1942. Oleh keluarga Lay ,tempat ini renovasi kembali dengan tidak mengubah bentuk aslinya. Bahkan tiang penyanggah yang ada saat ini belum pernah diganti. yang diganti hanya atapnya saja,” jelasnya.

Menurutnya, jumlah warga yang datang beribadah di tempat itu tidak banyak. Pasalnya, sudah banyak warga keturunan Tionghoa yang berpindah keyakinan dengan memeluk agama Protestan dan Katolik, sehigga jarang datang beribadah.

Dia mengakui, rumah abu itu tetap dipertahankan keasliannya hingga saat ini meski sudah melewati beberapa kali renovasi seperti lantai keramik dan beberapa asesoris tambahan dengan nuansa tempat ibadah warga Tionghoa. “Tradisi lain yang tetap dipertahankan adalah pertunjukan Barongsai, yang digelar dengan melibatkan semua warga keturunan Tionghoa di Kota Kupang dan sekitarnya, sebagai wujud rasa syukur,” ujarnya. (gba)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.