Imbas Kemarau, NTT Defisit 179,68 Ribu Ton Beras

  • Whatsapp
Ilustrasi: Beras Impor/Copyright: Lintasntt.com

 

Kupang–Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sampai akhir 2019, daerah itu mengalami defisit beras sebanyak 179,68 ribu ton beras.

Jumlah itu bertambah jika dibandingkan defisit beras pada 2018 sebanyak 120,39 ribu ton beras.

Kepala Bidang Statistik Produksi, BPS NTT, Sofan S mengatakan defisit beras terjadi lantaran produksi beras lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi. “Pada 2019 konsumsi beras sebanyak 653 ribu ton, sedangkan produksi hanya 473 ribu ton, sedangkan pada 2018 konsumsi sebanyak 644.7 ribu ton tetapi produksi hanya 524,4 ribu ton,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kupang, Senin (2/3).

Setiap tahun terjadi penambahan areal panen, namun di beberapa daerah, areal panen juga menyusut. Di Kota Kupang, misalnya areal persawahan di Kelurahan Oepoi Kupang berkurang dan dijual petani untuk dijadikan areal perumahan.

Menurutnya, antara 2018 dan 2019 terjadi penurunan luas tanam sebesar 8,87%, dari 218,2 ribu hektare pada 2018 menjadi 198,8 ribu hektare pada 2019.

Dia menyebutkan dari 22 kabupaten dan kota di NTT, penurunan produksi terjadi di 15 kabupaten, sedangkan tujuh kabupaten lainnya produksi mengalami peningkatan yakni Manggarai Timur, Sumba Timur, Ngada, Negekeo, Sumba Barat Daya, Ende dan Sumba Tengah.

Terkait kemarau tambah Sofan, selama Januari-Maret 2020, luas panen padi masih kecil yakni 4,69 hektare pada Januari, 2,48 ribu pada Februari dan diprediksi luas panen pada Maret 2020 sebesar 9,64 ribu hektere. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.