Ibrahim Medah Bagi Bibit Ubi Ungu di Amabi Oefeto Timur

  • Whatsapp
Senator Ibrahim Agustinus Medah ketika memberikan bantuan bibit ubi ungu kepada perwakilan masyarakat Desa Sonkiko Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang di Gedung Jemaat Getsemani Sonkiko, Rabu (11/5/2016)/Foto: Lorens Leba Tukan

Kupang—Senator Drs Ibrahim Agustinus Medah membagikan bibit ubi unggu kepada warga Desa Sonkiko dan Oemantono, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang., Rabu (11/5/2016).

Pembagian bibit ubi ungu berangsung di Gedung Gereja Getsemani Sonkiko yang difasilitasi Ketua Majelis Jemaat Pendeta Isterina K. E. Sonlai-Mabilesi, S.Th dan dihadiri ratusan jemaat.

Read More

Kedatangan Medah ke desa tersebut juga dalam masa reses untuk menyerap aspirasi masyarakat di wilayah tersebut. Bibit ubi unggu ditanam bahan pangan alternatif ketika terjadi rawan pangan.

Rawan pangan muncul karena akibat kemarau panjang yang berdampak pada gagal tanam dan gagal panen untuk tanaman padi dan jagung.

Medah juga memotivasi masyarakat agar menanam ubi ungu sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan yang selalu melanda NTT akibat kekeringan.

“Taman ubi ungu ini tidak banyak membutuhkan air dan sangat cocok dengan kondisi alam NTT dan Pulau Timor yang curah hujannya sangat sedikit,” katanya.

Mantan bupati Kupang dua periode ini menjelaskan, pihaknya sedang menyiapkan 50 juta anakan bibit ubi ungu untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh masyarakat NTT.

Ubi Ungu
Ubi Ungu

“Teknis penanamannya, masyarakat siapkan lubang penanaman dengan diameter 30 centimeter, kedalaman 40 centimeter dan jarak antara lubang 30 centimeter dari titik tengah lubang. Setelah lubang disiapkan, segera hubungi tim kami yang sudah kami siapkan di semua kabupaten dan kecamatan untuk melihat langsung dan mendata lubang yang disapkan untuk selanjutnya kita datangkan bibitnya,” kata Medah.

Dia juga menjelaskan, ketika membagikan bibit ubi ungu itu akan disertakan juga dengan brosur yang berisikan petunjuk teknis penanaman, pembibitan, dan perawatan hingga panen.

“Ubi ungu ini tidak membutuhkan air yang banyak, bahkan air limbah dari kamar mandi dan dapur juga bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman ini. Penyiramnnya dilakukan tiga hari sekali,” katanya.

Dijelaskannya, usia tanam ubi ungu ini selama empat bulan sehingga dalam setahun bisa dilakukan penanaman selama tiga kali dalm lubang yang sama. “Jika menggunakan metode penanaman yang benar dan tepat maka dalam satu pohon bisa menghasilkan ubi dengan berat mencapai 3-5 kilo gram. Ini bukan sekedar omong-omong saja tetapi sudah berhasil dilakukan di sejumlah wilayah di kabupaten TTS dan di Pulau Semau,” katanya.

Mantan Ketua DPRD NTT ini menambahkan, jika hasil ubi ungu ini mengalami over produksi dari masyarakat setelah dikonsumsi sebagai alternatif bahan makanan, ia menyarankan untuk dijadikan pakan ternak. “Jika untuk pakan ternak juga masih ada sisa maka dijual di pasar. Tetapi toh masih juga ada lebih dan tidak terjual di pasar, maka seluruh ubi yang dihasilakan masyarakat NTT akan dibelinya,” kata Medah optimis.

Ketua Majelis Jemaat Getsemani Sonkiko Pdt. Isterina K. E. Sonlai-Mabilesi, S.Th pada kesempatan itu sangat bergembira menerima bantuan bibit ubi ungu untuk seluruh jemaat. Dihadapan Senator Ibrahim Agustinus Medah, Pdt. Isterina terus menyemangati jemaatnya untuk segera mungkin menyiapkan lubang penanaman.

“Ini berkat yang datang dari Tuhan melalui Bapak Ibrahim Medah untuk memperbaiki perekonomian kita, maka saya akan memimpin langsung seluruh jemaat untuk menyiapkan lubang penanaman,” katanya.

Pada kesempatan itu, Ibrahim Medah juga memberikan bantuan dana untuk pembangunan Rumah Pastori di Jemaat Getsemani Sonkiko dan bantuan dana untuk pembangunan gedung Gereja Ebenhazer Ouahumoro Desa Oemantono. (laurens leba tukan dari Desa Sonkiko)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.