Hasil Sensus Ekonomi, NTT Miliki 436,421 Unit Usaha

  • Whatsapp
Peluncuran Hasil Sensus Ekonomi 2016/Foto: Gama

Kupang–Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan Hasil Sensus Ekonomi 2016 di Kupang, Rabu (24/5).

Dalam laporan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT Maritje Pattiwaelapi pada peluncuran tersebut, tercatat jumlah usaha non pertanian pada 2016 sebanyak 436,421 ribu unit. Jumlah itu meningkat sebesar 51,99% jika dibandingkan dengan hasil Sensus Ekonomi 2006 sebanyak 287,1 ribu unit usaha.

Maritje menyebutkan sebanyak 99,24% dari unit usaha itu berskala Usaha Mikro Kecil (UMK), dan 0,76% berskala Usaha Menengah Besar (UMB).

“Data yang dihasilkan dari sensus ini memberikan gambaran secara aktual mengenai kondisi ekonomi di seluruh lapangan usaha di luar lapangan usaha pertanian,” kata Maritje saat menyampaikan sambutan pada acara peluncuran tersebut.

Selain itu, unit lapangan usaha perdagangan besar dan eceran berjumlah 185,4 ribu atau 42,49% dari seluruh unit usaha di daerah itu. Kemudian diikuti usaha industri pengolahan sebesar 27,88%, pengangkutan dan perdagangan 7,81%, dan 21,82% lainnya terdiri dari unit usaha

Menurut Maritje, jumlah usaha terbanyak masih berada di Pulau Flores, Lembata, dan Alor sebanyak 175.598 unit atau 47,25%, dan di Pulau Timor, Rote, dan Sabu sebanyak 206.228 unit atau 40,24%. Unit usaha paling sedikit di Pulau Sumba sebanyak 54.595 unit. Mayoritas unit usaha di NTT didominasi usaha mikro kecil.

“Struktur aktivitas ekonomi terbesar per kawasan mempunyai pola yang sama untuk NTT yakni perdagangan besar dan eceran sebagai usaha mayoritas kemudian diikuti industri pengolahan,” ujarnya.

Menurutnya penyerapan tenaga kerja di NTT didominasi oleh usaha perdagangan yakni satu dari tiga tenaga kerjja bekerja pada usaha ini, diikuti oleh usaha industri pengolahan dan pendidikan.

Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni mengatakan berbagai kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi di daerah ini, dan usaha mikro kecil menjadi tumpuan ekonomi daerah ini.

Benny menyebutkan struktur ekonomi NTT telah mengalami transformasi dari sistem pertanian tradisional ke lapangan usaha lain seperti perdagangan, industri manufaktur, angkutan dan komunikasi sebagai mesin utama penggerak ekonomi.

Menurutnya pertambahan penduduk seiring dengan peningkatan permintaan konsumsi barang dan jasa yang mengakibatkan sektor perdagangan berkontribusi besar dalam perekonomian NTT. Selain itu, pertumbuhan industri manufaktur juga didukung infrastruktur yang memadai menyebabkan usaha angkutan semakin berkembang. (sumber: media indonesia/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.