KUPANG—LINTASNTT.COM: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Api Ebulobo di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur dari sebelumnya normal ke waspada.
Seperti diberitakan laman PVMBG, Sabtu (24/8) mengatakan peningkatan status gunung setinggi 2.124 meter di atas permukaan laut itu sejak 23 Agustus 2013. Peningkatan status Ebulobo disertai dengan larangan warga dan wisatawan melakukan aktivitas apapun dalam kawasan rawan bencana yakni dalam radius 1,5 kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.
Status Gunung Ebulobo ditingkatkan setelah terekam 16 kali gempa vulkanik dangkal pada 22 Agustus lalu, kemudian diikuti 28 kali gempa tektonik lokal, dan 26 kali gempa tektonik jauh. Selain itu seusai pengamatan visual sejak awal Agustus lalu, terlihat hembusan asap kawah berwarna putih tipis sampai sedang dengan tekanan lemah dengan ketinggian sekitar 50 meter di atas kawah.
Pada malam 21 Agustus lalu, terlihat titik api timbul tenggelam pada puncak Ebulobo, kemudian pada malam 22-23 Agustus sekitar pukul 05.00 dini hari terlihat api diam dengan bentuk dan ukuran tidak berubah.
Potensi bahaya Gunung Ebulobo adalah aliran lava dan awan panas. Arah letusan kemungkinan mengarah ke bagian utara dan selatan sehingga wilayah yang terancam adalah Desa Nageoga berjarak lima kilometer di bagian utara gunung, Desa Legu berjarak lima kilometer di bagian barat daya gunung, Desa Lokakaya sekitar empat kilometer di bagian tenggara gunung, dan Desa Daewoja berjarak empat kilometer di bagian tenggara gunung.
Pasca meletusnya Gunung Rokatenda pada awal Agustus lalu, sampai Sabtu, sudah tercatat tiga gunung di NTT mengalami peningkatan aktivitas yakni Gunung Werung dan Hobal di Kabupaten Lembata yang juga berstatus waspada, dan gunung Ebulobo di Kabupaten Nagekeo. Selain Gunung Rokatenda sudah ditetapkan siaga sejak 13 Oktober 2012. Gunung lainnya di NTT yang berstatus waspada ialah Lewotolo, juga terletak di Kabupaten Lembata. (Sumber: Metrotvnews.com/Palce Amalo)
