Garuda Diminta Buka Rute Kupang-Darwin

  • Whatsapp
Pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen/Foto: Garuda

Kupang–Maskapai Garuda Indonesia diminta membuka rute penerbangan langsung dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Darwin, Australia Utara.

Pembukaan rute penerbangan ini untuk merebut pasar wisatawan Australia, Selandia Baru, dan negara-negara pasifik.

“Kementerian Perhubungan sudah mengizinkan rute Kupang-Darwin ini dibuka, namun Maskapai Garuda masih menghitung untung-ruginya. Bagi saya, sebagai BUMN milik pemerintah, Garuda harus menerbangi rute ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu kepada wartawan di Kupang, KamisĀ (7/10).

Menurut Marianus, sebagai perusahaan ‘plat merah’, maskapai garuda tidak boleh memikirkan bisnis semata, tetapi berpikir melayani warga negara Indonesia di Kupang dan juga warga negara Indonesia di Darwin yang mau datang ke Kupang.

Saat ini menurut Dia, warga Indonesia yang akan ke Darwin, harus berangkat dulu ke Bali atau Jakarta sebelum melanjutkan penerbangan ke Darwin. Begitu juga sebaliknya. Bahkan sekitar 50 wisatawan yang dijadwalkan akan berkunjung ke Kupang pada 26 Oktober 2016, harus terbang ke Dili, Timor Leste sebelum melanjutkan perjalanan ke Kupang. Sebelumnya pada 1 Oktober lalu, sebanyak 40 wisatawan carter pesawat dari Darwin ke Kupang.

Dia mengatakan pembukaan rute penerbangan Kupang-Darwin adalah bagian dari kerjasama segi tiga pertumbuhan antara NTT, Timor Leste dan Darwin yang di dalamnya terdapat usulan pembukaan rute penerbangan antara tiga negara ini.

Untuk rute Kupang-Dili baru akan dibuka pada 20 Oktober 2016 yang dilayani maskapai penerbangan Lion Air menggunakan pesawat jenis ATR antara 60-70 seat. Dengan demikian, puluhan wisatawan yang bertolak dari Darwin pada 26 Oktober akan melanjutkan perjalanan ke Kupang dengan pesawat Lion Air.

“Memang kita akui Garuda adalah BUMN yang memikirkan keuntungan, tetapi juga harus berpikir untuk melayani rakyat Indonesia,” kata Dia.

Menurutnya penerbangan Kupang-Darwin ditempuh selama 1,5 jam, lebih dekat dan efisien bagi para wisatawan. Wisatawan asal Australia sering mengeluh karena kalau mau berkunjung ke NTT sangat jauh dan mahal karena harus melewati sejumlah daerah seperti Bali, Surabaya, atau Jakarta.

“Baru-baru ini saya bertemu wisatawan dengan kapal pesiar yang berkunjung ke Fiji. Saya tanya mengapa tidak datang ke NTT saja, tetapi mereka bilang tidak ada penerbangan. Kalau ke daerah Anda sangat jauh,” kata Marius. (sumber: mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.