Australia Bantu Berantas Wabah Hog Cholera di NTT

  • Whatsapp
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allaster Cox (kanan) bersama Penjabat Gubernur NTT Robert Simbolon (kiri) dan Kepala Biro Humas Setda NTT Semuel Pakerang (tengah). Foto: mi

Pemerintah Australia membantu Indonesia dalam pemberantasan wabah Hog Cholera di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak April 2018.

Bantuan Australia tersebut dikucurkan lewat program Prisma untuk petani ternak babi, petani jagung, kacang mete dan lainnya di wilayah itu.

Prisma merupakan program multi tahun di bawah Australia-Indonesia Parthnership for Rural Economic Development (AIP-Rural), yang mendukung strategi pembangunan Pemerintah Indonesia dalam kerangka mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Kami datang ke NTT sekaligus untuk melihat perkembangan pelaksanaan program Prisma di Sumbamm” kata Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allaster Cox kepada wartawan di Kupang, Rabu (15/8).

Dia menyebutkan pada pertengahan 2017, wabah hog cholera yang menyerang ternak babi di Pulau Flores yang
menyebabkan sekitar 10.000 ekor ternak babi milik petani mati. Kerugian ekonomi akibat wabah tersebut mencapai Rp2,5 miliar. Padahal ebelumnya, Pulau Flores telah dideklarasikan bebas dari wabah hog cholere.

“Didukung oleh program Prisma, Pemerintah NTT bermitra dengan sektor swasta untuk menanggapi masalah ini dengan cepat,” tandasnya.

Menuruntya da pula program Tirta, Arisa dan Safira. Semuanya dibawa payung AIP-Rural. Program ini bekerja di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.

Menurtnya, Prisma bersama Pemerintah NTT, pelaku bisnis, dan pasar ternak babi bekerjasama dalam pengembangan Provicial Road Map, yang mana diluncurkan pada April 2018 yang lalu, sebagai strategi untuk pencegahan dan pembasmian hog cholera.

Road Map ini merupakan rangkaian langkah kolaborasi yang dipimpin Pemerintah dan melaksanakan petunjuk pengujian hog cholera oleh ahli kesehatan.

Selain pengembangan alur distribusi vaksin oleh perusahan farmasi, hingga penerbitan surat tentang kewaspadaan penyakit hewan manular strategis.

Sebagai hasilnya, wabah hog cholera serta penyebarannya ke daerah lain di provinsi berbasis kepulauan itu, telah berhasil diperlambat dengan dicegah.

“Saya kagum dengan cepatnya reaksi dari pemerintah provinsi dalam merespon pada ancaman hog cholera. Kepemimpinan pemerintah provinsi NTT telah berhasil mengumpulkan sektor swasta dan mitra pembangunan menjadi usaha yang terkoordinasi untuk mengatasi wabah ini secara efektif,” terangnya.

“Sekarang waktunya untuk pemulihan dan pengembangan industri ternak babi yang dapat memberikan manfaat pada ribuan peternak babi kecil di NTT,” katanya. (sumber: mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.