300 Juta Penduduk Dunia Hidup dengan Depresi

  • Whatsapp
coyright shutterstock.com

iKupang–Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari 300 juta penduduk dunia ini hidup dengan depresi.

Diprediksi pada 2020, depresi akan menjadi beban penyakit tertinggi kedua di dunia setelah penyakit jantung.

Selain itu, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementerian Kesehatan 2013 menunjukkan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan tingkat prevalensi gangguan emosional mental tertinggi. NTT juga termasuk dalam delapan provinsi di Indonesia yang tidak memiliki fasilitas untuk kesehatan mental (rumah sakit).

Hal itu terungkap dalam Workshop ‘Light The Mind Project’ yang digelar Universitas Islam Bandung, School of Public Health and Community Medicine, University of New South Wales (SPHCM-UNSW) dan Kummara Game Studio dan Consultant di Kupang, Senin (3/9). Kegiatan ini berlangsung sampai 5 September 2019.

Acara ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Australian Alumni Grant Scheme (Skema Dana Hibah Alumni Australia) yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia (AAI).

Ketua Tim Light The Mind Project, Dr Titik Respati mengatakan kesehatan mental seringkali dianggap sebelah mata dan tidak sepenting kesehatan jasmani oleh masyarakat. “Di sekitar kita semakin banyak yang menderita penyakit gangguan jiwa, seperti kecemasan (anxiety) dan depresi,” ujarya.

Light The Mind merupakan sebuah rangkaian kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama remaja di Kupang mengenai pentingnya kesehatan mental. Kegiatan ini terdiri dari Focus Group Discussion, Training of Trainers, dan Workshop dengan menggunakan proses pembelajaran berbasis game (Game-Based Learning).

Murid, guru dan perwakilan pemerintah yang menjadi peserta akan diajak untuk bisa memahami berbagai aspek terkait kesehatan mental, terutama depresi, melalui proses pembelajaran interaktif berbasis board game.

Kegiatan ini juga merupakan rangkaian awal dari rencana riset berkelanjutan untuk mengembangan media dan proses pembelajaran terkait kesehatan mental yang efektif untuk kemudian bisa diimplementasikan secara nasional.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa memotivasi lebih banyak pihak untuk bisa sama-sama terlibat aktif dalam upaya meminimalisir stigma terkait kesehatan mental dan mempromosikan pentingnya kesehatan mental kepada masyarakat luas. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.